Banjarmasin - Akibat dari tekanan banyak pihak, yang meminta PR II Unlam untuk diberhentikan, akhirnya PR II Unlam Prof Ahmad Gazali mengundurkan diri. Pengunduran diri tersebut disampaikan langsung kepada Rektor Unlam Prof Ruslan di rektorat Unlam, Selasa (14/6) lalu. 
Rektor Unlam Prof Ruslan yang dikonfirmasi membenarkan pengunduran diri Ahmad Gazali itu melalui pesan pendek (SMS). Ruslam dalam pesan pendek yang dikirimkan menyebutkan; "bpk A Gazali secara sadar kemaren telah menyerahkan surat menyatakan mengundurkan diri dari jabatan PR II Unlam & meminta maaf kepada seluruh civitas akademika Unlam atas segala kekhilafan & kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja selama menjabat menjadi PR II," demikian bunyi SMS Rektor Unlam yang diterima Radar Banjarmasin (JPNN Grup).
Ruslan yang sedang berada di Jakarta ditemani PR IV Prof Sutarto Hadi yang dihubungi via telepon mencertitakan bahwa dirinya memang telah menerima surat pengunduran diri dari PR II Unlam. “Kemarin (Kemarin Lusa, red) saya mendapat surat pengunduran diri dari PR II. Surat ini diberikan kepada Rektor dan kepada Kepala BAUK (Badan Administrasi Umum dan Keuangan) Unlam,” ujarnya kemarin.
Ruslan pun mengakui bahwa tiga hari yang lalu, tepatnya hari Senin (13/6) dirinya terakhir kali berkomunikasi dengan Prof Gazali. Dalam perbincangan via telepon tersebut, Gazali sudah menyatakan pengunduran dirinya. “Pada hari Senin itu, Prof Gazali sudah mengatakan kepada saya untuk mengundurkan diri. Tetapi itu masih sebatas lisan saja. Baru hari Selasa kemarin, saya menerima surat pengunduran dirinya secara resmi,” imbuhnya.
Dari surat pengunduran diri Prof Gazali tersebut, setidaknya ada dua poin penting yang ditangkap oleh Ruslan. Yakni masalah pengunduran diri dan permohonan maaf. “Saya tidak terlalu ingat isi suratnya, yang saya tangkap adalah pertama mengundurkan diri jabatan sebagai PR II  dan mohon maaf kepada seluruh Civitas Akademika unlam atas segala kesalahan selama menjabat menjadi PR II. Surat itu juga ditandatangani dengan materai,” ujarnya.
Mengenai status kepegawaian dari Bendahara Pengeluaran Unlam Syati Irawati, Ruslan membantah bahwa yang bersangkutan mendapat cuti dari Unlam. “Untuk Syati sudah kami nonaktifkan dari Unlam, suratnya pun sudah kami buat,” ucapnya.
Banyaknya pekerjaan PR II yang terbengkalai akibat dari permasalahan ini, Ruslan mengaku siap untuk sementara waktu rangkap jabatan menjadi PR II. “Pengunduran PR II ini akan saya bawa ke dalam Rapat Senat untuk membahas persiapan panitia pemilihan PR II. Untuk itu sebagian pekerjaan dari PR II akan saya kerjakan, sementara menunggu keputusan dari rapat senat mengenai masalah ini. Oleh karena itu saya akan berpegangan kepada Permendiknas No. 67/2008,” ujarnya.(mr-115)
Sumber: http://www.jpnn.com